Penyakit Kusta Yang Perlu Anda Tahu

Kusta, juga disebut penyakit kusta atau Hansen, adalah penyakit yang menyerang kulit, sistem saraf tepi, saluran pernapasan bagian atas, dan mata. Kusta dapat menyebabkan luka pada kulit, kerusakan saraf, kelemahan otot dan tuli.
Penyakit Kusta Yang Perlu Anda Tahu

Kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini membutuhkan 6 bulan hingga 40 tahun untuk berkembang di dalam tubuh. Tanda dan gejala kusta dapat terjadi 1 hingga 20 tahun setelah infeksi bakteri oleh tubuh pasien.


Penemuan kasus baru kusta di Indonesia tergolong tinggi. Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan Brasil untuk penemuan kasus-kasus kusta baru pada tahun 2015. Faktanya, kusta adalah penyakit yang dapat diobati, tetapi keberadaan stigma negatif di masyarakat sering kali mengarah pada diskriminasi terhadap mereka yang terkena dampak. Stigma dan diskriminasi negatif ini berarti bahwa kasus baru ditemukan dan pengobatan ditunda.

Gejala kusta

Gejala dan tanda-tanda kusta tidak jelas dan sangat lambat. Padahal, gejala kusta bisa terjadi 20 tahun setelah proliferasi bakteri di tubuh pasien. Beberapa dari mereka adalah:

  • Tuli, baik perasaan perubahan suhu, sentuhan, tekanan atau rasa sakit.
  • Lesi pucat muncul dan menebal di kulit.
  • Luka muncul, tetapi tidak sakit.
  • Pembesaran saraf, yang biasanya terjadi pada siku dan lutut.
  • Kelemahan otot menyebabkan kelumpuhan, terutama otot-otot kaki dan lengan.
  • Hilangnya alis dan bulu mata.
  • Mata menjadi kering dan jarang berkedip dan dapat menyebabkan kebutaan.
  • Kehilangan jari
  • Kerusakan pada hidung, yang dapat menyebabkan mimisan, hidung tersumbat atau kehilangan tulang hidung.

Karena beratnya gejala, kusta dibagi menjadi enam jenis:

  • Berarti kusta. Tipe kusta ini ditandai oleh beberapa lesi datar yang terkadang sembuh sendiri, tetapi dapat berkembang menjadi tipe kusta yang lebih parah.
  • Kusta tuberkuloid. Jenis kusta ditandai dengan serangkaian lesi datar yang meliputi ukuran besar dan tuli. Selain itu, beberapa saraf bisa terkena. Kusta tuberkuloid dapat sembuh dengan sendirinya, tetapi bisa memakan waktu lama atau bahkan berkembang menjadi kusta yang lebih parah.
  • Kusta batas Tuberkulosis. Lesi yang terlihat pada kusta mirip dengan lesi kusta tuberkulosis, tetapi lebih kecil dan lebih banyak. Kusta tipe lepra perbatasan dapat bertahan lama atau berubah menjadi jenis TB, sekalipun mereka berisiko menjadi kusta berat. Pembesaran saraf yang terjadi pada tipe ini minimal.
  • Kusta mid-borderline Jenis kusta ini ditandai dengan plak kemerahan, mati rasa sedang dan pembengkakan kelenjar getah bening. Kusta tingkat menengah dapat menyembuhkan, bertahan hidup, atau berkembang menjadi kusta yang lebih parah.
  • Kusta batas garis kusta. Jenis kusta ditandai dengan sejumlah besar lesi (termasuk lesi datar), nodul, plak, nodul, dan terkadang tuli. Sama seperti kusta di tengah perbatasan, kusta batas dapat menyembuhkan, bertahan hidup, atau berkembang menjadi jenis kusta yang lebih parah.
  • Penyakit kusta. Ini adalah jenis kusta yang paling parah, yang ditandai oleh banyak lesi bakteri, rambut rontok, gangguan saraf, anggota tubuh yang lemah dan tubuh yang cacat. Kerusakan pada penyakit kusta tidak bisa normal.

Penyebab kusta dan faktor risiko

Kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini tumbuh dengan cepat di bagian tubuh yang lebih dingin seperti tangan, wajah, kaki, dan lutut.

M. leprae adalah jenis bakteri yang hanya dapat berkembang di sel manusia dan hewan tertentu. Dipercayai bahwa metode ini melibatkan penularan bakteri melalui cairan dari hidung, yang biasanya menyebar ke udara ketika batuk atau bersin dan dihirup oleh orang lain. Namun, penyakit ini tidak mudah menular, perlu beberapa bulan untuk memiliki kontak yang lebih sering dengan penderita kusta sehingga penyakit ini dapat ditularkan.

Sebelum ditemukan pada tahun 1873 bahwa kusta disebabkan oleh kuman, penyakit ini sangat erat kaitannya dengan stigma negatif dihukum atau dikutuk oleh orang tersebut karena dosa atau kesalahan orang tersebut. Efek dari stigma berlanjut hingga hari ini, sehingga pasien sering mengalami diskriminasi dan dikeluarkan dari kehidupan sosial.

Perlu ditekankan bahwa kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan seseorang tidak menderita kusta hanya karena mereka berjabat tangan dengan penderita, duduk di samping pasien, duduk bersama di meja makan, atau bahkan melakukan hubungan seksual dengan penderita kusta. penderita. Kusta juga tidak menular dari ibu ke janin.

Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit ini. Beberapa faktor risiko ini adalah:

  1. Menyentuh hewan yang menyebarkan bakteri kusta tanpa sarung tangan. Mediator ini termasuk armadillo dan simpanse.
  2. Tetap di Lepragebiet endemik.
  3. Memiliki kelainan genetik yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh.

Pencegahan kusta

Gerakan terpadu untuk memberikan informasi tentang kusta kepada penduduk, terutama di daerah endemis, merupakan langkah penting dalam mendorong mereka yang terkena dampak untuk diselidiki, dirawat dan tidak dikecualikan dari masyarakat. Sejauh ini tidak ada vaksin melawan kusta. Diagnosis dini dan perawatan yang tepat adalah pencegahan terbaik untuk mencegah kecacatan dan mencegah penularan yang lebih luas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Menjaga Kesehatan Dengan Jus Harian

Dapatkan Beberapa Manfaat Dari Berjalan Kaki

Teknik Jitu Agar Alergi Anda Tidak Kambuh